Rabu, 20 April 2011

PENGARUH PROMOSI PENJUALAN TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH TABUNGAN PADA BANK NISP TBK

ABSTRAK


Bank mempunyai dua aktifitas utama yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana kemasyarakat. Tabungan adalah salah satu bentuk jasa yang dilakukan oleh bank dalam menghimpun dana. Dalam meningkatkan jumlah tabungan, mempertahankan nasabah dan menarik nasabah baru, bank dituntut untuk melakukan kegiatan pemasaran yang lebih baik dan efektif dalam mencari solusi dan strategi untuk dapat terus bertahan dalam persaingan dunia perbankan yang ketat.
Salah satu kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh bank untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan kegiatan promosi. Bank NISP meupakan perusahaan jasa perbankan yang melakukan kegiatan promosi, salah satunya adalah dengan melakukan promosi penjualan dalam meningkatkan jumlah tabungan.
Untuk mengetahui pengaruh promosi penjualan terhadap peningkatan jumlah tabungan yang dilakukan oleh Bank NISP dilakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif, yang memberikan gambaran aktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Penelitian ini juga menggunakan metode verifikatif, yang memberikan perhitungan angka secara statistik.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa promosi penjualan yang dilakukan oleh bank NISP yaitu melalui pemberian bunga khusus, insentif, cinderamata, hadiah yang diundi, juga melalui pameran-pameran, yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah tabungan. Dan dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa pengaruh promosi penjualan yang dilakukan oleh bank NISP terhadap peningkatan jumlah tabungan adalah sebesar 63,3%. Ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kebijakan promosi penjualan terhadap peningkatan jumlah tabungan.

















ABSTRACT



Bank has two primary activities, there are funding and lending customers fund. Savings is the one of service that bank produce to gather customers fund. To increase savings, keep the customers and gather new customers, bank must to do a better marketing activity and to be more active to find out the sollution and strategy to survive in banking competition.
One of the bank marketing activities to solve those things above is by running the promotion activities. Bank NISP is of of the banking servce company that doing promotion activities, wich one is by sales promotion to increase the savings.
This thesis describes the influence of sales promotion to savings increase in Bank NISP. To explain the influence of sales promotion to savings increase in Bank NISP, it shows by reaserch wich is using descriptive, a method wich describes the actual and accurate factors, characteristics and relation between observed phenomena. This thesis also using verificative method, a method wich has been tested by using statistic numbers.
From the research result knowing that NISP bank sales promotion is from giving a special rate, insentif, gift, rewards, also fro the counters, to increase savings. From the reserch result also knowing that the influence of sales protion have made by Bank NISP to increase the savings about 63,3%. It means there is significan relationship between sales promotion policy to savings increase.


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………….. iii
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4. Kegunaan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pemasaran
2.2. Pemasaran Jasa
2.2.1. Karakteristik Jasa
2.2.2. Bauran Pemasaran Jasa
2.3. Pengertian Promosi
2.4. Promosi Penjualan
2.4.1. Tujuan Promosi Penjualan
2.4.2. Alat-alat Promosi Penjualan
2.5. Anggaran Promosi Penjualan
2.6. Pengertian Bank, Tabungan, Giro dan Deposito
2.6.1. Bank
2.6.2. Giro
2.6.3. Deposito
2.6.4. Tabungan
2.7. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.7.1. Kerangka Pemikiran
2.7.2. Hipotesis

BAB III PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
3.1.1. Metode Penelitian Yang Digunakan
3.1.2. Operasionalisasi Variabel
3.1.3. Jenis dan Sumber Data
3.1.4. Tehnik Pengumpulan Data
3.1.5. Pengujian Hipotesis
3.2. Objek Penelitian
3.2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
3.2.2. Aktivitas Usaha Bank NISP
3.2.3. Struktur Organisasi dan Tugas Bank NISP
3.2.4. Visi dan Misi Bank NISP
3.2.4.1. Visi
3.2.4.2. Misi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Promosi Penjualan Pada PT Bank NISP Tbk
4.2. Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Penghimpunan
Jumlah Tabungan TANDA
4.2.1. Estimasi dan Hasil Regresi
4.2.2. Uji Hipotesis
4.3. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN



BAB I

PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Penelitian
Semenjak dikeluarkannya Undang-undang No. 7 tahun 1992, perkembangan bisnis perbankan begitu cepat, akibat dari perkembangan yang sangat cepat dalam bisnis perbankan nasional, terutama pada tahun 1997 dan 1998 (antara lain akibat terjadinya krisis moneter), serta buruknya kinerja industri perbankan nasional (khususnya yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bank), pemerintah memandang perlu untuk melakukan perubahan-perubahan terhadap undang-undang perbankan yang ada.
Maka dikeluarkanlah Undang-undang No. 10 Tahun 1998 yang mencakup materi-materi pokok sebagai berikut :
1. Penegasan kemandirian Bank Indonesia dalam pembinaan dan pengawasan perbankan dengan mengalihkan kewenangan seluruh perizinan dibidang perbankan dari yang semula berada pada Menteri Keuangan RI kepada Gubernur Bank Indonesia.
2. Pembentukan badan khusus sebagai pelaksana program penyehatan perbankan.
3. Perubahan cakupan rahasia bank, dengan tujuan meningkatkan transparansi dan pengawasan perbankan tanpa mengurangi hak-hak kerahasiaan dari nasabah penyimpan.
4. Penyesuaian ketentuan pendirian dan kepemilikan bank sebagai upaya untuk mendukung penguatan permodalan perbankan nasional.
5. Kemudahan pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank, dengan dimungkinkannya bank umum untuk menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan sekaligus menjalankan pola pembiayaan dan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah.
Dengan dikeluarkannya Undang-undang perbankan baru tersebut memberikan landasan idil dan operasional yang lebih kokoh bagi perkembangan bisnis perbankan .
Setelah dikeluarkannya paket-paket deregulasi, mekanisme pasar telah melakukan wawasan baru yang berorientasi pada aspek pemasaran. Strategi deregulasi dimulai pada era sebelum Pakjun ’83, industri perbankan nasional ditandai dengan campur tangan Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam pengaturan pagu kredit dan tingkat bunga serta penyediaan kredit likuiditas dalam jumlah yang melimpah, akibatnya bank-bank komersial cenderung konvensional, kurang profesional, kurang memiliki kreatifitas dan tidak inovatif.
Memasuki Paket Deregulasi 1 Juni 1983 (Pakjun 1, 1983), liberalisasi tingkat suku bunga dan pagu kredit mampu meningkatkan tabungan masyarakat sehingga bisnis perbankan berkembang pesat dengan persaingan yang semakin ketat.
Kemudian dikeluarkannya Paket 27 Oktober 1988 (Pakto 27, 1988) berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap financial market sehingga meningkatkan persaingan antar bank. Akibatnya jumlah bank semakin mengalami kenaikan dengan pesat.
Paket Kebijakan 28 Februari 1991 (Pakfeb 28, 1991) yang merupakan penyempurnaan Pakto 20, 1988. Namun paket ini mencakup hal-hal yang lebih luas dibandingkan dengan paket lain setelah Pakto. Dalam paket ini telah diatur ketentuan yang berkaitan dengan prinsip kehati-hatian (prudent banking regulation).
Setelah itu pemerintah menyempurnakan ketentuan perbankan agar dapat lebih mendorong penyaluran kredit perbankan dengan tetap berpedoman pada prinsip-prinsip perkreditan yang sehat melalui Paket Kebijakan 29 Mei 1993 (Pakmei 29, 1993), selanjutnya dikeluarkan secara berturut yang merupakan penyempurnaan dari peraturan-peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 1996, Paket 10 November 1998, dan terakhir Paket 13 Maret 1999.
Deregulasi tersebut telah mampu meningkatkan peran lembaga intermediasi dan penyedia jasa perbankan yang pada gilirannya menunjang pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Namun pertumbuhan perbankan yang semakin pesat menimbulkan permasalahan tersendiri. Sebagai contoh, perkembangan industri perbankan yang sangat pesat tersebut menimbulkan permasalahan di sektor moneter.
Selanjutnya, sejak krisis ekonomi dan moneter Indonesia yang dimulai pada pertengahan tahun 1997, permasalahan yang dihadapi bisnis perbankan semakin komplek, diantaranya semakin tajam persaingan antar bank, baik BUMN maupun bank swasta. Masalah yang timbul bagi pihak bank adalah bagaimana agar pengguna jasa dapat memilih produk sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak bank. Disini peran pemasaran sangat diperlukan untuk memperkenalkan keunggulan dari jasa perbankan seperti tabungan, giro, tabungan, rekening koran dan lain-lain dalam meningkatkan calon nasabah.
Dalam hal ini perbankan harus mampu menyusun program pemasaran, khususnya dalam pengembangan bauran pemasaran yang efektif untuk melayani nasabah. Setiap bank berusaha seoptimal mungkin dapat menarik perhatian dan simpatik masyarakat, baik dalam menghimpun dana maupun menambah jumlah nasabah.
Salah satu cara untuk menghimpun dana adalah dengan menawarkan produk tabungan. Produk yang ditawarkan oleh bank semakin beragam, dengan memberikan berbagai kemudahan-kemudahan dan tingkat suku bunga yang kompetitif. Hal ini jika dilihat dari sudut pandang nasabah, berarti keuntungan buat nasabah, karena semakin banyak pilihan produk yang ditawarkan.
Berbagai macam cara dan strategi pemasaran yang dipergunakan, mulai dari suku bunga, memberikan hadiah kepada nasabah, meningkatkan penjualan langsung, dan lain sebagainya. Disini mulai terlihat seberapa besarnya pengaruh pemasaran dalam suasana persaingan tersebut. Sebagai perusahaan yang ingin menjadi pemenang dalam persaingan harus menyusun strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaannya, yaitu dengan menentukan kebijakan bauran pemasaran yang diterapkan dalam produk yang dipasarkan.
Salah satu unsur pemasaran yang banyak dilakukan oleh bank dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut adalah dengan promosi, tugas promosi adalah memastikan bahwa konsumen sasaran mengetahui dan menyukai produk-produk jasa yang ditawarkan oleh bank.
Menurut Alexander Hiam alih bahasa Agus Maulana (1996 : 414), promosi mempunyai tiga tugas utama, yaitu menginformasikan, membujuk dan mengingatkan. Untuk mempromosikan produknya, perusahaan perlu melakukan promosi agar produknya dikenal dan masyarakatpun tertarik dengan produknya, salahsatunya adalah dengan promosi penjualan. Dalam hal ini produk yang dihasilkan oleh bank adalah jasa. Dalam melakukan promosi penjualan, banyak hal yang dapat dilakukan oleh bank untuk menarik ataupun menghimpun dana dari masyarakat. Seperti dengan memberikan hadiah langsung, undian berhadiah dan lainnya, sehingga nasabah tertarik untuk menabung di bank tersebut.
Bank NISP adalah salah satu bank yang melakukan promosi penjualan untuk meningkatkan jumlah tabungan, dalam hal ini adalah produk tabungan. TANDA (Tabungan Berhadiah Ganda) adalah salah satu produk tabungan bank NISP yang menawarkan suku bunga harian bertingkat sehingga dana nasabah berkembang secara optimal. Dengan diberikannya hadiah langsung berupa souvenir setiap pembukaan rekening baru, seperti ballpoint, asbak, radio mini berbentuk boneka dan lain-lain. Selain itu juga dengan adanya point reward yang diperoleh dari jumlah saldo. Semakin meningkat jumlah saldo, semakin banyak pula point reward yang didapatkan oleh nasabah. Point reward yang ditawarkan oleh Bank NISP ini dapat dikumpulkan dan ditukarkan dengan berbagai macam hadiah menarik seperti kupon belanja, barang elektronik, ponsel, perlengkapan rumah tangga hingga mobil.
Pada awalnya penghimpunan dana melalui TANDA cukup baik. Tetapi seiring dengan bertambahnya waktu maka tuntutan konsumen akan suatu produk jasa mulai berubah dan munculnya pesaing-pesaing baru baik bank-bank swasta maupun bank BUMN.
Untuk mengantisipasi hal ini maka bank NISP melakukan strategi pemasaran yaitu dengan melakukan promosi penjualan untuk menarik nasabah baru dan mempertahankan nasabah dalam rangka meningkatkan jumlah tabungan. Melihat kondisi seperti ini, maka perlu diketahui alat-alat promosi penjualan yang dilakukan oleh Bank NISP sehingga dapat meningkatkan jumlah tabungan.
Berdasarkan dari uraian diatas, penulis akan mengadakan penelitian dan disajikan dalam satu skripsi dengan judul “Pengaruh Biaya Promosi Penjualan Terhadap Peningkatan Jumlah Tabungan pada Bank NISP Tbk. Jl. Taman Cibeunying Selatan 31 Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana kegiatan promosi penjualan yang dilakukan oleh bank NISP.
2. Sejauh mana pengaruh biaya promosi penjualan yang dilaksanakan oleh Bank NISP terhadap peningkatan jumlah tabungan.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, dan selanjutnya dianalisis dan disusun dalam sebuah skripsi, sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi STIE EKUITAS.
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan promosi penjualan yang dilakukan oleh Bank NISP
2. Untuk mengetahui dan menganalisa sejauh mana pengaruh promosi penjualan dapat meningkatan jumlah tabungan.

1.4. Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Akademik
• Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dalam menambah pengetahuan serta penerapannya berdasarkan teori dan konsep yang telah dipelajari
• Bagi pihak yang berkepentingan dapat dijadikan bahan referensi.
2. Tujuan praktis
Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai seberapa besar pengaruh promosi penjualan dalam meningkatkan jumlah tabungan di Bank NISP.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan dalam memperkenalkan suatu perusahaan dan produknya sehingga dapat dikenal oleh masayarakat dan menggunakan barang ataupun jasa dari perusahaan.
Kotler (2007 : 6) mengemukakan pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut William J. Stanton (2002 : 2) pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk mendistribusikan barang-barang yang dapat memenuhi keinginan dan mencapai sasaran serta tujuan organisasi.
Walaupun pengertian pemasaran itu berbeda-beda menurut para ahli, tetapi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran itu berintikan seluruh kegiatan organisasi perusahaan yang diarahkan untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen atau pelanggan. Kasmir (2004 : 63) mengungkapkan secara umum pengertian pemasaran bank adalah suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberi kepuasan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan, yaitu :
a. Pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b. Pemasaran merupakan proses perencanaan, penentuan harga, promosi dan pendistribusian barang dan jasa.
c. Pemasaran berorientasi pada pelanggan dan tujuan perusahaan.
Tujuan pemasaran adalah untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumen agar produk atau jasa sesuai bagi konsumen sehingga produk atau jasa tersebut dapat terjual.
Pengembangan pemasaran dalam hal ini lebih diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh beberapa ahli, konsumen atau pelanggan disebut pasar atau pasar sasaran bagi perusahaan.
Untuk meningkatkan jumlah konsumen atau pelanggan, perusahaan harus memberikan produk serta jasa atau pelayanan yang memuaskan. Oleh karena itu perlu adanya suatu upaya yang harus ditempuh organisasi atau perusahaan untuk mempengaruhi konsumen atau pelanggan dalam membeli suatu produk yang ditawarkan dengan melihat dari kombinasi 4 faktor, yaitu :
1. Menawarkan sesuatu yang bernilai bagi konsumen baik itu berupa barang maupun jasa.
2. Menetapkan harga produk yang wajar, artinya penjual dan pembeli dapat saling memperoleh manfaat dari produk tersebut.
3. Berusaha untuk mengkomunikasikan atau melakukan promosi atas manfaat produk yang dihasilkan kepada target pasar yang akan dilayani.
4. Merancang model distribusi yang mampu menjamin ketersediaan produk diberbagai tempat dan situasi.

2.2. Pemasaran Jasa
Seperti kita ketahui bahwa yang disalurkan oleh pihak produsen bukan hanya benda yang berwujud saja tetapi juga jasa-jasa. Sifat perusahaan yang menghasilkan jasa ialah bahwa jasa itu tidak bisa ditimbun atau ditumpuk seperti barang-barang lain. Umumnya penyaluran jasa itu bersifat langsung kepada konsumen, misalnya jasa perawatan, pengobatan, hiburan, travel / perjalanan, laundry / binatu, perbankan dan lain-lain.
Seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli dibawah ini mengenai arti jasa. Pengertian jasa menurut Kotler (2007 : 45) adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan, produk jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik.
Selanjutnya Stanton (2002 : 537) mengemukakan jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen karena dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jasa adalah sesuatu yang diberikan oleh satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan terjadinya perpindahan kepemilikan.
Menurut Lovelock (2002:7) bahwa sektor jasa merupakan sektor yang paling besar mengalami perubahan sebagai akibat dari cepatnya perubahan yang dialami oleh faktor lain, seperti perubahan kebijakan dalam kaitan globalisasi serta perubahan teknologi baru yang secara langsung menaikkan iklim kompetisi didalam industri.
Akibatnya pelanggan saat ini cenderung bersikap lebih cerdik, suka memilih, lebih menuntut, mempelajari dengan baik produk atau layanan yang ditawarkan, kesetiaannya rendah, sangat peduli terhadap harga, memiliki waktu yang relatif terbatas, serta mencari nilai yang tertinggi.
Menghadapi situasi seperti ini perusahaan jasa harus lebih mampu memberikan layanan yang memiliki nilai tinggi serta mampu menumbuhkan perasaan loyal pelanggan terhadap pelayanan yang diterimanya.
Menurut Payne (2000:27) pemasaran jasa merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
Fungsi pemasaran menurut Payne (2000:28) terdiri dari tiga komponen yaitu :
1. Bauran Pemasaran (marketing mix), merupakan unsur-unsur internal penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi.
2. Kekuatan pasar, merupakan peluang dan ancaman eksternal dimana operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi.
3. Proses penyelarasan, yaitu proses stratejik dan manajerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran jasa dan kebijakan-kebijakan internal organisasi sudah layak untuk menghadapi kekuatan pasar.

2.2.1. Karakterisik Jasa
Menurut Kotler (2007 : 45), jasa memiliki empat ciri utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu sebagai berikut:
1. Tidak berwujud (Intangibility), bahwa jasa tidak berbau, tidak dapat dilihat, diraba, didengar, dan dirasakan sebelum dibeli. Yang dapat dilakukan perusahaan untuk dapat meyakinkan calon konsumen adalah sebagai berikut :
• Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud
• Menekankan pada manfaat yang diperoleh
• Menciptakan suatu nama merek (brandname) bagi jasa
• Memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan konsumen
2. Tidak terpisahkan (inseparability), jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan, jika konsumen membeli suatu jasa maka ia akan berhadapan dengan sumber atau penyedia jasa, sehingga penjualan jasa lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan skala operasi terbatas.
3. Bervariasi (variability), jasa yang diberikan sering berubah-ubah tergantung dari siapa yang menyajikan, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Ini mengakibatkan sulitnya menjaga kualitas jasa berdasarkan suatu standar.
4. Mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat disimpan dan mudah musnah sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang.

2.2.2. Bauran Pemasaran Jasa
Kotler (2007 : 46) mengemukakan bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.
Zeithaml dan Bitner (2000 : 19) mengungkapkan bahwa bauran pemasaran jasa terdiri dari 7P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses).
1. Product / produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan termasuk benda fisik, jasa, organisasi, tempat, ide atau gagasan.
2. Price / harga adalah jumlah uang yang dikenakan pada barang dan jasa, atau untuk lebih luas lagi merupakan jumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk mendapatkan keuntungan dalam memiliki dan menggunakan barang dan jasa. Penetapan harga menentukan pendapatan dari suatu usaha/bisnis. Keputusan penentuan harga sangat signifikan dalam penentuan nilai/manfaat yang dapat diberikan kepada pelanggan dan memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas jasa.
3. Place / tempat adalah berbagai kegiatan perusahaan berupa usaha untuk membuat produknya terjangkau dan tersedia bagi pasar sasarannya. Maksudnya yaitu mengenai tempat yang mudah dijangkau oleh konsumen, tempat merupakan perencanaan dan pelaksanaan penyaluran produk melalui saluran distribusi yang tepat, sehingga produk tersebut dapat tersedia pada tempat dan waktu yang tepat.
4. Promotion / promosi adalah berbagai usaha agar produk dikenal oleh pasar sasaran, atau untuk mengingatkan konsumen akan keberadaan suatu produk yang mereka butuhkan. Promosi digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumennya. Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
5. People / orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi konsumen. Semua sikap dan tindakan karyawan sangat berpengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).
6. Physical Evidence / sarana fisik, unsur-unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan jasa yang diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya. Lovelock (2002:248) mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu :
a. An attention-creating Medium, perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya.
b. As a message-creating Medium, menggunakan symbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa.
c. An effect-creating Medium, baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan.
7. Process / proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Untuk perusahaan jasa, kerjasama antara pemasaran dan operasional sangat penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan konsumen.

2.3. Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Menurut Kotler (2007 : 59) promosi adalah kegiatan menginformasikan atau menyampaikan keunggulan suatu produk dan untuk meyakinkan konsumen untuk membeli produk tersebut.
William J. Stanton (2002 : 171) memberikan definisi promosi adalah salah satu bauran pemasaran yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk dan mengingatkan tentang produk perusahaan.
Tujuan utama promosi adalah :
1. Menginformasikan (informing), menginformasikan ke pasar mengenai keberadaan suatu produk baru, memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk, perubahan harga, cara kerja, menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan, kesan yang baik, dan membangun citra perusahaan yang baik.
2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading), membentuk pilihan, mengalihkan pilihan ke produk pemasar, mendorong pembeli untuk berbelanja saat itu juga.
3. Mengingatkan (reminding), mengingatkan pembeli akan keberadaan suatu produk, tempat menjual produk yang ditawarkan, membuat pembeli tetap ingat akan produk suatu perusahaan, dan menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
Menurut Kotler (2007 : 204) bauran promosi adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, publisitas dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan perusahaan.
Bauran promosi ini sangat penting dalam memperkenalkan suatu produk agar suatu produk dibeli atau digunakan oleh konsumen, sehingga tujuan pemasaran dapat tercapai.
Bauran promosi terdiri dari :
1. Periklanan (Advertising), Kotler (2007 : 204) mengemukakan periklanan adalah kegiatan meperkenalkan dan mempromosikan ide, barang, ataupun jasa kepada suatu kelompok masyarakat secara lisan. Pada pemasaran jasa, periklanan ditentukan pada manfaat dan kegunaan jasa bagi pelanggan dan bukan pada seluk-beluk tertulis.
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Kotler (2007 : 205) menyatakan promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang beragam biasanya berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang.
Pada saat ini para pengusaha banyak menggunakan undian berhadiah sebagai salah satu alat promosi penjualan yang sangat popular dan lebih efektif. Undian berhadiah juga dilakukan pada bisnis perbankan.
3. Hubungan Mayarakat (Public Relation)
Kotler (2007 : 205) mengemukakan bahwa hubungan masyarakat (humas) adalah membangun hubungan yang baik dengan berbagai pelanggan perusahaan dengan publisitas yang baik, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani berbagai isu, cerita, dan kejadian yang tidak menyenangkan.
Humas sangat berperan dalam menentukan citra perusahaan, sehingga mendukung produknya.
4. Penjualan Secara Pribadi (Personal Selling)
Mengenai pengertian personal selling, penulis akan menyajikan dua pendapat yaitu sebagai berikut :
Menurut Kotler (2007 : 207), menyatakan bahwa penjualan secara pribadi adalah penyajian secara lisan dalam percakapan dengan tujuan untuk melakukan penjualan.
Penjualan secara pribadi ini dibagi berdasarkan :
a. Retail Selling, yaitu tenaga penjual melakukan penjualan dengan cara melayani konsumen yang datang ke tempat perusahaan.
b. Field Selling, yaitu tenaga penjual yang melakukan penjualan diluar perusahaan dengan mendatangi perusahaan, kantor dan lain-lain.
c. Executive Selling, yaitu pimpinan perusahaan yang bertindak sebagai tenaga penjual yang melakukan penjualan.
5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Kotler (2007 : 205) mengemukakan bahwa pemasaran langsung / direct marketing adalah hubungan langsung dengan konsumen untuk mendapatkan respon yang cepat dan hubungan erat dengan konsumen.
Disini terdapat 4 unsur direct marketing, yaitu :
a. Sistem yang interaktif
b. Respons
c. Wilayah mana saja
d. Faktor yang dapat diukur
Direct marketing memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Menunjukkan target yang jelas
b. Personalisasi
c. Ungkapan mendorong tindakan segera
d. Strategi yang tidak terlihat
e. Keterukuran

2.4. Promosi Penjualan
Kotler (2007 : 204) menyatakan promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang beragam biasanya berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang.
Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktifitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya), atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan pengecer.
Terence A. Shimp (2003:111) mengemukakan bahwa promosi penjualan mengacu pada setiap insentif yang digunakan oleh produsen untuk memicu transaksi (pedagang besar dan ritel) dan/atau konsumen untuk membeli suatu merek serta mendorong tenaga penjual melakukan penjualan secara agresif.
Insentif adalah tambahan atas manfaat dasar yang diberikan oleh merek dan untuk sementara dapat mengubah harga atau nilai yang dirasakan. Jadi dapat dikatakan bahwa insentif promosi penjualan untuk merek tertentu hanya berlaku pada satu pembelian atau mungkin beberapa pembelian selama suatu periode, tetapi tidak untuk setiap pembelian yang akan dilakukan konsumen untuk periode yang lebih lama.
Terence A. Shimp (2003:120) mengemukakan setiap unsur bauran promosi dapat mencapai tujuan tertentu tetapi tidak dapat mencapai tujuan lainnya. Promosi penjualan cocok untuk melaksanakan tugas-tugas berikut:
1. Merangsang antusiasme tenaga penjualan untuk menjual produk baru, yang dikembangkan, atau lama.
Promosi penjualan yang menggembirakan akan memberi motvasi kepada wiraniaga untuk membujuk ketika berinteraksi dengan para pembeli, mereka membangkitkan kembali rasa antusiasme dan mempermudah pekerjaan wiaraniaga serta menjadikannya lebih menyenangkan.
2. Memperkuat penjualan merek yang sudah lama
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, promosi penjualan tidak dapat mengubah penurunan penjualan produk atau merek yang tidak disukai. Akan tetapi, promosi dapat memperkuat penjualan produk yang sudah lama.
3. Memfasilitasi pengenalan produk dan merek baru kepada dunia perdagangan
Untuk mencapai tujuan penjualan dan laba, para pemasar secara kontinu memperkenalkan produk-produk baru dan menambah merek-merek baru kedalam kategori yang telah ada.
4. Menambah on-shelf dan off-shelf space untuk barang dagang
Promosi penjualan yang berorientasi perdagangan akan memungkinkan produsen untuk memperoleh rak penyimpanan barang ekstra untuk sementara.
5. Menetralisir periklanan dan promosi penjualan kompetitif
Promosi penjualan dapat digunakan untuk mengoffset usaha periklanan dan promosi-promosi pesaing.
6. Mendapatkan pembelian percobaan dari para konsumen
Para pemasar bergantung pada sampel gratis, kupon, dan promosi penjualan lainnya untuk mendorong pembelian percobaan atas merek-merek baru. Banyak konsumen tidak akan pernah mencoba produk-produk baru atau merek-merek yang sebelumnya tidak pernah dicoba, tanpa bujukan promosi penjualan.
7. Mempertahankan para pemakai saat ini dengan mendorong pembelian ilang
Pemakaian strategis dari bentuk-bentuk promosi penjualan tertentu dapat mendorong setidak-tidaknya pembelian ulang jangka pendek. Program premi, refund, undian, dan berbagai program rutin merupakan promosi penjualan yang berguna untuk mendorong pembelian ulang.
8. Meningkatkan pemakaian produk dengan me-loading / menumpuk konsumen
Promosi penjualan yang berorientasi harga dapat mendorong konsumen untuk me-load up / memborong dalam jangka pendek, tetapi loading / menumpuk pembelian jangka pendek ini hanya mencuri pembelian konsumen yang akan dilakukan selama waktu-waktu berikutnya.
9. Memenangkan persaingan dengan me-loading / menumpuk konsumen
Jika konsumen diloading atau dijejali dengan merek suatu perusahaan, maka mereka akan keluar untuk sementara dari pasar merek-merek pesaing. Dengan demikian, promosi penjualan atas satu merek berguna untuk mendahului penjualan merek-merek pesaing.
10. Memperkuat periklanan
Sebuah kampanye periklanan dapat diperkuat dengan usaha promosi penjualan yang terkoordinasi dengan baik.
2.4.1. Tujuan Promosi Penjualan
Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah konsumen, sehingga meningkatkan jumlah penjualan. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik konsumen untuk segera membeli atau menggunakan produk ataupun jasa yang ditawarkan.
Untuk mencapai tujuan pemasaran (volume penjualan), Terence A. Shimp (2003:113) mengungkapkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Tenaga penjual / sales force
• Mendorong dukungan untuk produk atau model baru
• Mendorong lebih banyak calon pelanggan
• Mendorong penjualan diluar musim
2. Pengecer / retaillers
• Mendorong pengecer untuk menjalankan produk baru dan tingkat persediaan lebih tinggi
• Mendorong pembelian diluar musim
• Mendorong penyimpanan persediaan untuk produk-produk yang berhubungan
• Mengimbangi promosi pesaing
• Membangun kesetiaan merek dari pengecer dan berusaha masuk ke toko eceran baru
3. Konsumen / consumer
• Tujuan untuk mendorong pembelian dalam unit yang lebih besar
• Membangun percobaan diantara bukan pemakai
• Menarik pengganti dari merek pesaing

2.4.2. Alat-alat Promosi Penjualan
Kotler (2007 : 269) menjabarkan alat-alat promosi penjualan sebagai berikut :
a. Promosi konsumen / consumer promotion
1. Sample, adalah contoh produk yang dapat dicoba oleh konsumen
2. Coupon, adalah sertifikat yang memberikan hak kepada konsumen untuk mendapat pengurangan / potongan harga atas pembelian suatu produk.
3. Cash Refund Offer (Rebate), menawarkan pengembalian sebagian dari biaya pembelian barang kepada konsumen yang mengembalikan barang kepada produsen.
4. Price Pack (Cents Off Deal), menurunkan harga yang dibuat oleh produsen langsung di label atau kemasan.
5. Premium, penawaran yang baik salah satu dari gratis atau dengan biaya yang rendah untuk pembelian produk.
6. Advertising Speciallity, memberikan cinderamata kepada konsumen yang membeli ataupun yang menggunakan produk dari perusahaan.
7. Patronage Award, penghargaan dalam bentuk uang ataupun lainnya untuk pengguna atau pemakai produk atau jasa secara regular.
8. Point of Purchase (POP) Promotion, mendemonstrasikan dan menunjukkan penggunaan barang dan jasa.
9. Contest, Sweepstakes, Games, sebuah acara promosi yang memberikan kesempatan kepada konsumen untuk memenangkan sesuatu, seperti perjalanan wisata, atau berbentuk barang bagi yang beruntung.
b. Promosi penjual / trade promotion
1. Potongan harga / discount, penurunan harga barang dalam jangka waktu tertentu.
2. Penghargaan / allowance, uang promosi yang dbayarkan kepada penjual oleh perusahaan agar lebih mengutamakan menjual produknya.
3. Barang gratis / free gift, tawaran untuk tambahan barang dagangan bagi perantara yang membeli dalam jumlah tertentu atau yang mengutamakan rasa atau ukuran tertentu.
c. Promosi untuk tenaga penjual / sales force promotion
1. Pameran dagang dan Konvensi, perusahaan yang menjual produk dan jasa kepada industri tertentu, membeli ruang dan mendirikan stan dan tempat pameran untuk mendemonstrasikan produk mereka di pameran.
2. Kontes Penjualan, kontes yang melibatkan tenaga penjualan atau penyalur bertujuan untuk mendorong mereka meningkatkan hasil penjualan selama satu periode tertentu.
3. Iklan khusus, media periklanan dan promosi yang memanfaatkan artikel yang menarik atau deekoratif untuk menyampaikan kepada audiens sasaran identifikasi organisasi san pesan promosi. Perusahaan mempromosikan merek-merek mereka kepada calon pelanggan dedngan menawarkan item-item gratis yang membawa nama merek. Seperti T-shirt, topi, alat tulis, kalender dan lain-lain.

2.5. Anggaran Promosi Penjualan
Pada dasarnya anggaran merupakan salah satu aspek preventive controll dan feedback controll atas biaya. Preventive controll adalah pengendalian yang dilakukan sebelum pelaksanaan suatu kegiatan dimulai. Sedangkan feedback controll adalah pemilihan yang dilakukan selama pelaksanaan sedang berjalan dari suatu kegiatan.
Anggaran disusun untuk menetapkan jumlah biaya-biaya yang dapat digunakan untuk periode yang akan datang dan untuk membandingkan antara pelaksanaan sebenarnya dengan yang direncanakan, maka akan mudah diketahui bila ada penyimpangan yang terjadi.
Penetapan anggaran promosi penjualan merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam rangka melaksanakan kegiatan promosi penjualan, karena tanpa adanya anggaran, promosi penjualan hanya merupakan rencana saja tanpa ada realisasinya.
Salah satu hal yang tersulit bagi manajemen perusahaan adalah untuk memutuskan metode apa yang digunakan dalam hal penetapan anggaran promosi. Kotler (2007 : 226) menyatakan ada 4 metode dalam memutskan anggaran promosi, yaitu :
1. Metode kesanggupan / affordable method
Banyak perusahaan memutuskan besarnya anggaran untuk promosi berdasarkan kesanggupan perusahaan. Metode ini sama sekali mengabaikan promosi sebagai investasi dan pengaruh langsung promosi terhadap volume penjualan. Hal ini menyebabkan anggaran tahunan tidak menentu, yang mengakibatkan perencanaan jangka panjang menjadi sulit.
2. Metode persentase penjualan / percentage of sale method
Metode ini memandang penjualan sebagai penentu promosi, bukan sebagai hasilnya. Ini menyebabkan anggaran ditetapkan berdasarkan ketersediaan dana. Hal ini menghambat eksperimen dalam mengembangkan promosi.
3. Metode keseimbangan perusahaan / competitive parity Method
Banyak perusahaan mengeluarkan biaya promosi penjualan untuk mencapai keseimbangan dalam pesaingan. Seberapa besar pesaing mengeluarkan anggaran buat promosi bisa dijadikan acuan untuk mengeluarkan biaya promosi.
4. Metode tujuan dan tugas / objective and task method
Metode ini meminta pemasar mengembangkan anggaran promosi dengan mendefinisikan tujuan yang jelas, menentukan tugas-tugas yang jelas untuk mencapai tujuan, dan memperkirakan biaya untuk melaksanakan tugas ini.

2.6. Pengertian Bank,Tabungan, Giro dan Deposito
2.6.1. Bank
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Menurut UU No. 12 / 1992 mengemukakan definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut UU No. 10 / 1998 definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.


2.6.2. Giro

Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang dapat digunakan oleh pemiliknya sebagai alat pembayaran, dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat perintah pembayaran lainnya (SPPL) atau dengan cara pemindahbukuan. Rekening giro sering disebut juga dengan rekening koran yang dapat digunakan untuk menatausahakan kredit yang diberikan dalam bentuk rekening giro. Jenis rekening giro dapat berupa :
a. Rekening atas nama perorangan.
b. Rekening atas nama suatu badan usaha atau lembaga.
c. Rekening bersama atau gabungan.
Sifat sumber dana ini dapat dikategorikan sebagai sumber dana yang sangat labil karena sifat penarikannya dapat dilakukan setiap saat, tetapi bagi pihak nasabah dengan sifat penarikan tersebut akan sangat membantu dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang lebih efisien. Kelebihan sumber dana ini adalah biayanya relatif lebih murah. Bunga yang dibayarkan bank kepada pemegang rekening ini disebut sebagai “Jasa Giro”. Persentase jasa giro yang diberikan cukup bervariasi antara bank satu dengan bank lainnya, akan tetapi pada umumnya masih lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga deposito berjangka maupun tabungan.
Menurut kamus perbankan yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, menyatakan giro adalah simpanan kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.

2.6.3. Deposito

Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan (pihak ketiga) dengan bank yang bersangkutan. Dilihat dari sudut biaya dana, maka dana yang bersumber dari simpanan dalam bentuk deposito ini merupakan dana yang relatif mahal dibandingkan dengan sumber dana lainnya, misalnya giro atau tabungan. Sumber dana ini dapat dikategorikan sebagai sumber dana semi tetap. Berbeda dengan giro, dana deposito akan mengendap dibank karena para pemegangnya (deposan) tertarik dengan tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank dan adanya keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo bila dia (deposan) tidak ingin memperpanjang jangka waktu simpanannya, maka dananya dapat ditarik kembali. Dalam prakteknya terdapat 3 (tiga) jenis deposito yaitu :
a. Deposito berjangka
Deposito berjangka adalah deposito yang dibuat atas nama dan tidak dapat dipindahtangankan.
b. Sertifikat deposito
Sertifikat deposito adalah deposito yang diterbitkan atas unjuk dan dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan serta dapat dijadikan sebagai jaminan bagi permohonan kredit.
c. Deposit on call
Deposit on call adalah deposito yang saat penarikannya harus diberitahukan terlebih dahulu kepada bank pada waktu yang ditetapkan sesuai dengan kebijakan dan peraturan bank yang bersangkutan. Biasanya hanya digunakan untuk deposan yang memiliki uang dalam jumlah besar dan sementara waktu belum digunakan.
Dahlan Siamat (2005 : 298) menyatakan deposito yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank.


2.6.4. Tabungan

Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Berbeda dengan simpanan giro yang dapat digunakan oleh para pengusaha atau para pedagang untuk melakukan transaksi, tabungan lebih ditujukan untuk maksud berjaga-jaga atau keamanan dana oleh masyarakat luas. Selain itu bila dibandingkan dengan giro atau deposito, peranan tabungan dalam komposisi sumber dana perbankan relatif lebih kecil. Tingkat fluktuasi dana tabungan ini dianggap sangat kecil dan tidak selabil dana yang bersumber dari giro.
Dahlan Siamat (2005 : 301) menyatakan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek dan bilyet giro.
Dengan melihat beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. Bank adalah suatu badan yang dapat menerima simpanan dana masyarakat (operasi kredit pasif) dan memberikan kredit kepada masyarakat (operasi kredit aktif).
b. Bank sebagai perantara kredit dimana bank memberikan kredit kepada masyarakat dengan uang yang didapat dari masyarakat.
c. Bank sebagai lembaga keuangan yang dapat memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dan juga merupakan tempat penghimpun dana dari yang menyalurkannya kepada masyarakat.
d. Giro adalah sebagai simpanan yang dipercayakan penyimpannya kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakn cek, perintah pembayaran lainnya dan pemindahbukuan.
e. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpanan dengan bank.
f. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tidak dapat ditarik dengan cek dan bilyet giro.

2.7. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.7.1 Kerangka Pemikiran
Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran juga dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing yang semakin meningkat, yang juga melakukan usaha pemasaran dalam rangka memasarkan produknya.
Konsep pemasaran merupakan filsafat bisnis yang mengatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup organisasi. Penggunaan konsep pemasaran yang jitu dapat ikut menunjang berhasilnya pelayanan yang diberika kepada konsumen.
Pemasaran secara menyeluruh mencakup kegiatan merencanakan, mengembangkan produk yang memberi nilai superior, menetapkan harga, mempromosikan, mendistribusikan produk yang diharapkan dapat memuaskan keinginan pasar sasaran sehungga tujuan organisasi dapat tercapai.
Kotler (2007 : 6) mendefinisikan pengertian pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Kasmir (2004 ; 63) pemasaran bank adalah suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan.
Promosi merupakan salah satu unsur pemasaran yang efektif dalam melaksanakan pemasaran produk dan jasa. Merupakan informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran, juga merupakan salah satu variabel yag dipakai untuk mempengaruhi pasar bagi suatu produk maupun jasa dari suatu perusahaan.
Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, membujuk dan mengingatkan.
Kotler (2002 : 171) mengemukakan bahwa bauran promosi :
1. Dapat membantu pelanggan dengan informasi yang memperkuat kesadaran dan pengetahuan tentang produk atau jasa yang ditawarkan.
2. Dapat mempengaruhi sikap dan keinginan pelanggan.
3. Bagi perusahaan, dapat mengatur proses produksinya secara efektif dan efisien.
Kegiatan promosi pada produk jasa bank pada umumnya dilakukan melalui iklan di media masa, atau televisi. Konsep kegiatan prmosi secara menyeluruh meliputi advertising, sales promotion, public relation, sales training, marketing research and development.
Dalam bisnis perbankan, promosi juga mempunyai andil yang sangat besar, khususnya dalam menghimpun dana masyarakat. Promosi berkaitan erat dengan upaya bagaimana orang dapat mengenal produk-produk yang ditawarkan perusahaan (bank), lalu memahaminya, merubah sikap, menyukai, kemudian akhirnya membeli atau menjadi nasabah bank tersebut. Bukan hanya sampai disitu, promosi juga untuk selalu mengingat akan produk atau perusahaan.
Salah satu bentuk promosi adalah promosi penjualan yang dapat digunakan dalam jangka pendek. Kasmir (2004 : 180) mengungkapkan, bahwa bagi bank promosi penjualan dapat dilakukan melalui :
1. Pemberian bunga khusus / special rate untuk jumlah dana yang relatif besar walaupun hal ini akan mengakibatkan persaingan yang tidak sehat (misalnya, untuk simpanan yang jumlahnya cukup besar).
2. Pemberian insentif kepada setiap nasabah yang memiliki simpanan dengan saldo tertentu.
3. Pemberian cinderamata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada nasabah yang loyal.
Tujuan promosi penjualan bagi bank adalah untuk meningkatkan jumlah tabungan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah, ataupun untuk menarik nasabah baru sehingga jumlah tabungan terus meningkat.
Promosi penjualan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi penjualan yaitu :
1. Promosi konsumen, seperti penggunaan kupon, sampel produk, hadiah ataupun bentuk undian
2. Promosi dagang, yaitu berupa bantuan peralatan atau insentif
3. Promosi wiraniaga, yaitu melalui kontes penjualan
Kasmir (2004 : 180) menyatakan dengan alat promosi penjualan tersebut akan memberi manfaat bagi promosi penjualan yaitu :
1. Komunikasi, yaitu memberikan informasi yang dapat menarik perhatian nasabah untuk membeli.
2. Insentif, yaitu memberikan dorongan dan semangat kepada nasabah untuk segera membeli produk yang ditawarkan.
3. Mengundang nasabah segera merealisasikan pembelian.
Dapat digambarkan kerangka pemikiran promosi penjualan terhadap peningkatan jumlah tabungan adalah sebagai berikut :
















Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran




Promosi penjualan merupakan salah satu alat promosi yang efektif dalam hal meningkatkan penjualan / dalam hal ini jumlah tabungan. Tetapi perlu diperhatikan strategi yang ditetapkan dalam melaksanakan promosi penjualan. Perusahaan yang melakukan promosi penjualan dengan baik akan memenangkan persaingan dalam hal menarik nasabah dan meningkatkan jumlah tabungan.
Uraian dari kerangka pemikiran pengaruh promosi penjualan terhadap peningkatan jumlah tabungan pada Bank NISP Tbk, apabila digambarkan dalam bentuk paradigma penelitian adalah sebagai berikut :

Promosi Penjualan

1. Bunga khusus ( special rate )
2. Insentif
3. Cinderamata
4. Hadiah yang diundi
5. Pameran









Peningkatan jumlah tabungan



Gambar 2.2. Paradigma kerangka pemikiran


Bank NISP melakukan promosi penjualan untuk meningkatkan jumlah tabungan yaitu melalui:
1. Bunga khusus (special rate) untuk jumlah dana yang relatif besar.
2. Pemberian insentif kepada setiap nasabah yang memilki simpanan dengan saldo tertentu.
3. Pemberian cinderamata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada nasabah yang loyal seperti payung, mug, tas kecil dan lain lain.
4. Pemberian hadiah yang diundi
5. Membuka loket pada pameran-pameran.

2.7.2 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapatlah penyusun menyampaikan suatu hipotesis, yaitu :
“Pelaksanaan promosi penjualan yang dilakukan oleh Bank NISP berpengaruh positif dalam meningkatkan jumlah tabungan.


BAB III
PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian
3.1.1. Metode Penelitian Yang Digunakan
Metode penelitian yang diterapkan adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu penelitian yang berusaha untuk memperoleh gambaran dan menemukan bahan-bahan serta masalah-masalah berupa data promosi penjualan dan jumlah tabungan, selanjutnya menarik kesimpulan. Data tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan alat bantu berupa dasar-dasar teori sebelumnya, sehingga dapat memperjelas gambaran mengenai objek penelitian tersebut. Dan kemudian dapat ditarik kesimpulan mengenai masalah yang diteliti.
Penelitian ini juga merupakan penelitian verifikatif yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan meggunakan metode statistik mengenai pengaruh yang timbul dari biaya promosi penjualan terhadap jumlah tabungan.
Untuk keperluan pengujian diperlukan serangkaian langkah-langkah yang akan dimulai dari operasional variabel, tehnik pengumpulan data dan rancangan hipotesis.



3.1.2. Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independent / X (biaya promosi penjualan) dan variabel dependent/Y (jumlah tabungan). Untuk lebih jelasnya, maka penulis menyajikan suatu tabel operasionalisasi variabel, sebagai berikut :
Tabel 3.1.
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Indikator Skala
Promosi Penjualan 1. Hadiah langsung 1. Radio fm mini Rasio
(X) 2. Boneka
Setiap insentif yang 3. Asbak
digunakan oleh produsen 4. Payung
untuk memicu transaksi / 5. Mug
penjualan dan / atau 6. Kalender
konsumen untuk membeli 7. Tas
suatu merk 2. Hadiah per periode 1. Kendaraan
(Shimp ; 2003) 2. Rumah
3. Peralatan rumah tangga
4. Ponsel
5. Elektronik
6. Point Reward yang dapat dikumpulkan,
ditransfer kepada kerabat yang dapat
ditukarkan dengan berbagai macam
hadiah menarik mulai dari voucher
belanja, elektronik, ponsel dan lain-lain

3. Suku bunga 1. Pemberian suku bunga yang
menarik dibandingkan dengan
bank-bank lain
2. Pemberian bunga khusus kepada
nasabah yang jumlah dananya
relatif besar

4. Pameran 1. Boot pameran di pusat-pusat
perbelanjaan

Jumlah tabungan Tabungan Berhadiah Jumlah dana yang berhasil dihimpun oleh Rasio
(Y) Ganda (TANDA) Bank NISP melalui tabngan berhadiah
Dana masyarakat yang ganda selama 7 tahun (2000 - 2006)
berhasil dihmpun oleh
Bank NISP berupa uang
tunai dalam bentuk
tabungan

3.1.3. Jenis dan Sumber Data
Dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari pihak bank melalui penjelasan, penguraian penilaian maupun tanggapan yang dilakukan melalui wawancara.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan, dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam penelitian.

3.1.4. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data menggunakan dua metode, yaitu :
1. Library Research atau penelitian kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur, majalah ilmiah, dan karya ilmiah lainnya yang ada kaitannya dengan materi yang diteliti.
2. Field Research atau penelitian lapangan
Penelitian ini dilakukan langsung kelapangan atau objek yang diteliti, dalam hal ini PT. Bank NISP Tbk dengan mengadakan observasi dan wawancara.
a. Observasi, merupakan cara pengamatan langsung kelapangan untuk memperoleh data sesuai dengan masalah dan aspek yang diteliti
b. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara komunikasi langsung dengan pihak-pihak terkait dalam penelitian ini.

3.1.5. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotsis digunakan uji regresi linier sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan persamaan regresi sederhana yaitu
Y = a + bX +e
Keterangan :
Y = variabel dependent (jumlah tabungan TANDA NISP)
X = variabel independent (biaya promosi penjualan)
a = konstanta e = error
b = koefisien regresi
Dari rumus diatas, untuk mencari nilai a dan b diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


Yang menyatakan bahwa :
: slope kurva estimasi yang baik
: intersep kurva estimasi atau nilai Y jika X = 0
: nilai rata-rata Y
: nilai rata-rata X
2. Untuk menguji signifikasi b, digunakan uji t dengan rumus :

Dimana adalah kesalahan standar koefisien regresi yang dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut :

Untuk mencari dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Untuk mencari berapa besar pengaruh X terhadap Y, digunakan uji koefisien determinasi dengan rumus :

Yang menyatakan bahwa :
: besarnya koefisien determinasi sample
: Sum of Square Regression (Explained Variation)
: Sum of Squares Total (Total Variation)
: titik potong kurva terhadap sumbu Y
: slope garis estimasi yang paling baik
: banyaknya data
: nilai variable X
: nilai variable Y
: nilai rata-rata variable Y
3. Untuk menguji hipotesis
H0 : ρ = 0 : promosi penjualan tidak berpengaruh terhadap peningkatan jumlah tabungan
H1 : ρ ≠ 0 : promosi penjualan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah tabungan
Digunakan uji F dengan rumus : langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis
H0 : β = 0
H1 : sekurang-kurangnya ada sebuah β = 0
2. Taraf signifikasi
α = 0,05
3. Statistik uji

4. Kriteria pengujian :
Tolak H0 jika Fhitung>F{α;(k-1,n-k-1)} atau p-value≤α. Terima H0 dalam hal lainnya.


3.2. Objek Penelitian
3.2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
65 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 4 April 1941, Bank NISP didirikan di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank berdasarkanakta No. 6 tanggal 4 April 1941 dari notaries Theodoor Johan Indewey Gerlings. Sesuai perubahan anggaran dasar No. 65 tanggal 12 Desember 1957 yang dibuat notaries Noezar, nama bank diubah menjadi PT. Bank Tabungan NISP.
Sebagai bank keempat tertua di Indonesia, pada awal mula pendiriannya Bank NISP beroperasi sebagai bank tabungan dan pada tahun 1967 memperoleh peningkatan status sebagai bank komersial sesuai dengan Surat Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia No. D.15.6.2.27 tanggal 20 Juli 1967 dengan nama PT. Bank NISP berkedudukan dan berkantor pusat di Bandung.
Pada tahun 1972 Bank NISP menjalin aliansi kerjasama pembiayaan dan bantuan teknis dengan Bank Perdania yang merupakan bank patungan pertama di Indonesia. Pada tanggal 27 Juni 1974, Bank NISP menjadi salah satu pemegang saham di Bank Daiwa Perdania, dimana per 31 Maret 2003 saham Bank NISP sebesar 19.92%. Pada bulan Maret 2003, Daiwa Bank Limited dan Asahi Bank Limited melakukan merger dan diorganisasikan menjadi Resona Bank Limited dan Saitama Resona Bank Limited untuk membentuk Resona Holdings, Inc. Sehubungan dengan merger tersebut, PT Bank Daiwa Perdania berganti nama menjadi PT Bank Resona Perdania. Namun dalam RUPST ( Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ) 2005 Bank NISP kembali melepas kepemilikan 567.777 saham tersebut untuk memaksimalkan struktur aktiva produktifnya.
Peningkatan status sebagai bank devisa diperoleh Perseroan pada tahun 1990, sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 23/9/KEP/DIR/1990 tanggal 19 Mei 1990. Seiring dengan itu, kepercayaan dari berbagai lembaga internasional terus bertambah. Exim Bank of Japan dan Netherlands Development Finance Company (FMO) menyalurkan pinjaman lunak jangka panjang kepada usaha kecil dan menengah melalui Bank NISP. Selain itu, USAID dari Amerika Serikat juga mengikutsertakan Bank NISP dalam program penjaminan portofolio pinjaman.
Pada tanggal 20 Oktober 1994, Bank NISP mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan menjadi Bank Publik. Selanjutnya pada tahun 1995 dan 1996 Bank NISP memperoleh sertifikat ISO 9002 untuk Divisi Treasury dan Lembaga Keuangan serta Satuan Kerja Kantor Pusat. Sertifikasi ISO 9002 ini menjadikan Bank NISP sebagai salah satu bank pertama di kawasan Asean yang menerapkan standar mutu internasional. Dan berdasarkan akta pernyataan Keputusan Rapat No. 138 tanggal 25 September 1996 yang dibuat di hadapan Ny. Poerbanngsih Adi Warsito, SH, notaries di Jakarta, nama Bank diubah menjadi PT. Bank NISP Tbk. Pada bulan Januari 2000 sertifikat ISO 9002 ditingkatkan menjadi ISO 9001-1994 dan pada tahun 2001 meningkat lagi menjadi ISO 9001-2000.
Di awal tahun 1997, OCBC Overseas Investments Pte. Ltd. ( OOI ), anak perusahaan dari Oversea-Chinese Banking Corporation Limited – Bank ketiga terbesar dari Singapura, bersama Bank NISP membentuk sebuah bank campuran bernama Bank OCBC-NISP. Setelah PT Bank Keppel TatLee Buana merger dengan PT Bank OCBC-NISP pada Februari 2002, PT Bank OCBC-NISP juga berganti namanya menjadi PT Bank OCBC Indonesia. Pada tahun 2002, Bank NISP melakukan divestasi kepemilikan di bank tersebut dari 15% hingga 1,33%.
Di tahun yang sama, Bank NISP menjadi bank pertama di Indonesia yang menerima pinjaman bilateral jangka panjang langsung dari International Finance Corporation (IFC), salah satu anggota dari Bank Dunia. Kemudian pada awal tahun 2001, IFC melakukan penyertaan modal sebesar 9,6% melalui Right Issue II serta menjadikan pinjaman USD 5 juta sebagai pinjaman subordinasi.
Setoran modal kedua IFC sebesar Rp 31,56 milyar serta pelaksanaan kompensasi pinjaman subordinasi USD 5 juta yang dilakukan melalui Right Issue III terjadi pada bulan Juli 2002. Per akhir Juni 2005 sebanyak 8,56% saham Bank NISP resmi dimiliki oleh IFC. Pada Right Isue IV bulan Novermber 2005 Bank NISP.memperoleh dana sebesar Rp 601,5 miliar dimana International Finance Corporation (IFC) mengalami dilusi meniadi 7,17%
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, yang kemudian diperparah dengan krisis perbankan, mendorong pemerintah untuk menyelenggarakan program rekapitalisasi demi menyelamatkan sector perbankan Indonesia. Pada pelaksanaan program rekapitalisasi tersebut, oleh Bank Indonesia, Bank NISP digolongkan ke dalam kelompok kategori bank “A”. Hal ini mengindikasikan bahwa struktur permodalan Perseroan cukup kuat sehingga tidak perlu mengikuti program rekapitalisasi perbankan, yang pada dasarnya ditujukan untuk memperkuat modal.
Saat sebagian besar industri perbankan Indonesia masih berupaya memulihkan kondisi internal mereka di tahun 1999, Bank NISP meluncurkan produk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Merdeka yang merupakan repackaging dari produk KPR yang sudah ada. Keunikan produk ini adalah proses persetujuan kredit yang hanya lima hari kerja sejak seluruh data diterima. Produk ini mendapat sambutan masyarakat yang menantikan kucuran kredit perbankan untuk membantu pembiayaan rumah di tengah krisis ekonomi.
Dengan dukungan lebih dari 4.000 karyawan, 231 kantor dan lebih dari 18.000 mesin ATM termasuk jaringan ATM Bersama dan ATM BCA yang tersebar di seluruh Indonesia serta ATM OCBC Bank di Singapura dan BankCard di Malaysia; Bank NISP senantiasa tumbuh dan berkembang tanpa melupakan pentingnya kualitas pelayanan kepada para nasabah.
Di tingkat internasional, kepercayaan terhadap Bank NISP semakin nyata. OCBC Bank Singapore, salah satu group perbankan terbesar di Asia Tenggara, sudah menjadi pemegang saham NISP sejak April 2004. Dengan kepemilikan saham NISP sebesar 72,29% di akhir 2005, OCBC Group menjadi pemegang saham institusional terbesar, yang secara aktif mendukung pertumbuhan dan perkembangan Bank NISP menjadi bank berstandar dunia.
3.2.2. Aktivitas Usaha Bank NISP
Bank NISP didirikan dengan maksud untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pemerataan pembangunan daerah disegala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan Negara.
Bank sangat berperan penting dalam mempengaruhi kegiatan perekonomian suatu Negara. Dengan kata lain kemajuan suatu bank di suatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan Negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu Negara maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan Negara tersebut. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakatnya.
Pentingnya peranan suatu bank dalam perekonomian suatu Negara, bank mempunyai fungsi antara lain :
a. Penggerak dan pendorong laju pembangunan
b. Sebagai salah satu sumber pendapatan Negara
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Bank NISP melakukan usaha-usaha antara lain :
a. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa Giro, Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito, Tabungan dan atau bentuk-bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Menyalurkan dana (lending) dalam bentuk kredit kepada masyarakat baik perseorangan maupun perusahaan-perusahaan untuk keperluan pengembangan rehabilitasi dan modernisasi maupun yang bersifat konsumtif.
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
d. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah.
e. Menetapkan dana, meminjamkan dana dari atau bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek dan sarana lainnya.
f. Memberikan pelayanan pembayaran tagihan-tagihan seperti telefon, listrik dan lainnya.
Dengan melaksanakan kegiatan usaha tersebut diatas, diharapkan adanya masukan-masukan yang sangat bagus atau bermanfaat bagi perluasan operasionalnya sehingga Bank NISP dapat menghimpun dana yang ada pada masyarakat dengan jangkauan wilayah operasionalnya.

3.2.3. Struktur Oganisasi dan Tugas Bank NISP
Struktur organisasi adalah suatu struktur atau bagan untuk melaksanakan kegiatan yang disesuaikan dengan tugasnya masing-masing demi terciptanya kegiatan kerja yang baik dan lancar serta efisien, sebagaimana tercantum dalam perencanaan anggaran yang berlaku dalam perusahaan tersebut.
Struktur dan kerangka kerja tata kelola perusahaan Bank NISP Tbk mengikuti Anggaran Dasar, dan peraturan perundangan pasar modal dan bursa dimana Bank NISP terdaftar, Bank Indonesia, serta praktik-praktik terbaik secara internasional yang relevan. Komponen utama dari struktur tata kelola perusahaan Bank NISP Tbk adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Komisaris, Komite-komite dibawah Komisaris, Direksi, Komite-komite dibawah Direksi, Sekretaris Perusahaan, Divisi Internal Audit, dan Auditor Independen.
1. Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan otoritas tertinggi dalam struktur pengelolaan perusahaan. RUPS memilih dan memberhentikan komisaris dan Direksi, serta menghasilkan keputusan-keputusan penting yang sejalan dengan arah dan kebijakan Bank NISP.
2. Komisaris
Komisaris mengawasi kegiatan usaha manajemen dengan menggunakan parameter-parameter yang telah dirumuskan. Parameter tersebut mangkaji mengawasi penerapan kebijakan, prinsip, tata nilai, strategi, tujuan, dan target kinerja Bank NISP, termasuk kebijakan investasi dan divestasi, kebijakan sumber daya manusia, serta kerangka kerja dan kebijakan manajemen resiko. Parameter tersebut juga memantau efektivitas pelaksanaan tata kelola perusahaan Bank NISP, dan mendorong hal-hal lainnya, serta berinisiatif melakukan kajian dan tindakan khusus yang dianggap pantas untuk menjaga prinsip kehati-hatian manajemen Bank NISP.
3. Komisaris Independen
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum, Komisaris Independedn adalah anggota komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota komisaris lainnya, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak indedpenden. Sementara menurut ketentuan Bapepam No. Kep-29/PM/2004 adalah anggota komisaris yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik, tidak mempunyai saham, baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atauPerusahaan Publik, tidak mempunyai afiliasi dedngan Emiten atau Perusahaan Publik, Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik, serta tidak memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan deengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik.
4. Komite- komite yang bertanggung jawab kepada Komisaris
a. Komite Audit
Komite audit membantu komisaris dengan memberikan pendapat professional yang independent atas laporan-laporan yang dibuat Direksi, serta membantu mengidentifikas isu-isu yang memerlukan perhatian komisaris. Dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit memiliki akses penuh terhadap laporan audit internal dan laporan sejenisnya jika diperlukan, mengawasi proses pelaporan keuangan, dan mereview serta mengundang manajemen dan auditor eksternal untuk membahas isu-isu penting terkait dedngan penyajian informasi keuangan dan perusahaan.
b. Komite Remunerasi dan Nominasi
Peran dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi adalah mengusulkan kandidat untuk posisi Komisaris, Direktur dan manajemen senior lainnya, merekomendasikan kebijakan dan besarnya remunerasi untuk Komite dan Direksi serta manajemen senior, mengawasi pelaksanaan kebijakan remunerasi tersebut.
c. Komite Pemantau Resiko
Komite ini bertanggung jawab untuk mengevaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen resiko dengan pelaksanaannya, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Resiko untuk kemudian memberikan rekomendasi kepada Komisaris.
5. Direksi
Direksi bertanggung jawab dalam pengelolaan kegiatan Bank NISP setiap harinya, termasuk penerapan kebijakan, prinsip, tata nilai, strategi, tujuan, dan target kinerja yang dikaji dan disetujui Komisaris. Selain itu Direksi juga menjamin keberlangsungan usaha jangka panjang Bank NISP, pencapaian tingkat kinerja yang sesuai dengan target usaha, dan pengelolaan prinsip kehati-hatian bank demi kepentingan para pemegang saham secara keseluruhan tanpa mengesampingkan kepentingan para stakeholdedr lainnya. Direksi juga bertanggung jawab untuk mengembangkan praktik tata kelola perusahaan yang baik di NISP.
6. Komite-komite yang bertanggung jawab kepada Direksi
a. Komite manajemen Resiko
Komite ini bertanggung jawab untuk menyusun kebijakan manajemen resiko serta perubahannya, termasuk strategi manajemen resiko dan perencanaan keadaan darurat untuk mengantisipasi setiap perubahan sebagai akibat dari perkembangan usaha maupun adanya perubahan kondusif eksternal, memperbaiki atau menyempurnakan penerapan manajemen resiko yang dilakukan baik secara berkala maupun bersifat insidentif sebagai akibat dari perubahan kondisi eksternal dan internal bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan dan profit resiko bank serta evaluasi terhadap efektivitas penerapan tersebut, memberikan alasan yang tepat atas hal-hal yang terkait dengan keputusan-keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur, atau pengambilan posisi/eksposur resiko yang melampaui batas yang telah ditetapkan.
b. Komite Manajemen Resiko Pasar
Komite ini memiliki wewenang untuk menyusun kebijakan, strategi dan pedoman penerapan Manajemen Resiko Pasar serta perubahannya jika diperlukan, melakukan review secara berkala atas Pedoman dan Kebijakan Treasury dan Capital Market, termasuk strategi usaha serta penetapan Limit Dealer maupun Limit Transaksi, melakukan evaluasi seluruh keputusan bisnis yang terkait dengan resiko pasar, melakukan pemantauan kecukupan permodalan Bank NISP terhadap eksposur resiko pasar agar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
c. Komite Image
Komite ini memiliki wewenang untuk menyusun kebijakan dan mengawasi terciptanya citra perusahaan yang baik disetiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bank atau melibatkan bank, memperbaiki atau menyempurnakan penggambaran citra perusahaan, baik secara berkala maupun bersifat insdentil sebagai akibat dari perubahan kondisi eksternal dan internal bank.
d. Komite Kredit
Komite ini memiliki wewenang untuk menyetujui proposal kredit, sesuai dengan limit kewenangan yang telah ditetapkan.
e. Komite Cash Management System
Komite ini memiliki wewenang untuk menyusun kebijakan dan mengawasi Cash Management System, termasuk strategi usaha Cash Management, baik secara berkala maupun bersifat insidentil sebagai akibat dari perubahan eksternal dan internal bank, memutuskan pembukaan kantor Cash Management System dan transaksi lain sesuai dengan kebijakan Bank.
f. Komite Invesment Banking
Komite ini memiliki wewenang untuk menyetujui proposal proyek berupa fund raising, baik dalam bentuk sindikasi bilateral maupun club deal dimana bank NISP tidak mengambil kegiatan sebagai underwriter. Selain itu komite ini juga berwenang untuk menyetujui setiap proposal proyek investment banking yang berupa jasa-jasa financial advisory atau jasa agency, yang tidak mengandung resiko kredit namun mengandung resiko lainnya seperti resiko reputasi, resiko hokum, atau resiko operasional.
7. Audit Internal
Komite Audit bertanggung jawab atas efektifitas fungsi audit internal termasuk sumber daya dan opini yang diberikannya. Audit internal secara independent mengevaluasi efektifitas dari manajemen resiko, system pengendalian internal, kepatuhan terhadap peraturan dan proses tata kelola perusahaan. Audit internal menyusun laporan secara berkala mengenai tingkat kelayakan system pengendalian internal kepada Komite Audit dan manajemen serta mengadakan pertemuan secara teratur dengan komite audit. Audit Internal juga berperan dalam pengembangan system baru dan proyek-proyek khusus untuk membantu mengevaluasi potensi resiko dan membantu memastikan bahwa pengendalian internal yang diajukan telah dievaluasi secara berkala dan memadai.
8. Akuntan Publik
Akuntan public melakukan audit independent atas Laporan Keuangan Bank NISP setiap tahunnya
9. Sekretaris Perusahaan
Sekretaris perusahaan menghadiri dan memastikan tersusunnya notulen seluruh rapat Komisaris dan Direksi, serta memastikan bahwa prosedur Komisaris dan Direksi dan seluruh peraturan yang ditetapkan dalam pengelolaan perusahaan telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sekretaris perusahaan juga merupakan penghubung antara Bank NISP dengan otoritas pasar modal pemegang saham, investor, serta mayarakat umum lainnya serta tidak terbatas pada media massa. Dalam kegiatan sehari-hari, fungsi Sekretaris Perusahaan dijalankan dibawah koordinasi bersama Corporate Affairs Work Group.
Board Of Director terdiri dari seorang President Director dan seorang Deputy Director dan dibantu oleh Division Director, yaitu :
1. Internal audit Division
2. Compliance Workgroup
3. Consumer Banking
4. Business Banking
5. Network
6. Financial Planning
7. Treasury
8. Operations & IT
9. Risk Management
10. Corporate Services

3.2.4. Visi dan Misi Bank NISP
3.2.4.1.Visi
Menjadi Bank pilihan dengan standar dunia yang diakui kepeduliannya dan terpercaya
3.2.4.2.Misi
Bank NISP berusaha dan bekerja sebagai warga korporat terhormat yang mampu bertumbuh-kembang bersama masyarakat secara berkelanjutan dengan cara :
• Menyediakan dan mengembangkan pelayanan keuangan yang inovatif, berkualitas dan melebihi harapan masyarakatyang dinamik dengan hasil terbaik
• Membina jejaring kerjasama saling menguntungkan yang dilandasi rasa saling percaya
• Menciptakan lingkungan kerja yang meningkatkan profesionalisme dan mendorong pembaharuan organisasional dengan semangat kekeluargaan
• Membangun kepercayaan publik melalui perilaku etikal, peduli dan hati-hati (prudent)


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Promosi Penjualan pada PT. Bank NISP Tbk
Setiap perusahaan menghasilkan produk atau jasa dalam menjalankan kegiatan usahanya memiliki tujuan yang ingin dicapai, begitu juga PT. Bank NISP tbk. Salah satu tujuan mendasar dari perusahaan adalah mencapai jumlah pendapatan yang sebesar-besarnya dengan tujuan untuk meningkatkan laba maksimum, sehingga aktfitas yang dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan secara terus menerus.
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan maka aktifitas pemasaran adalah hal yang sangat penting. Didalam memasarkan produk dan jasa bank, maka bank berusaha memuaskan nasabahnya agar tidak berpaling pada pesaing. Dalam hal ini diperlukan melaksanakan bauran pemasaran dengan sebaik mungkin.
Promosi merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang perlu diperhatikan. Karena promosi bersifat membujuk dan memberikan loyalitas kepada nasabah.
Mengingat perkembangan bisnis perbankan semakin kompetitif dan penuh tantangan, maka kemampuan manajemen yang professional mutlak diperlukan dalam pelaksanaan promosi penjualan.


Bank NISP melakukan promosi penjualan melalui :
1. Pemberian bunga khusus (special rate) untuk jumlah dana yang relatif besar
2. Pemberian insentif kepada setiap nasabah yang memiliki simpanan dengan saldo tertentu
3. Pemberian cinderamata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada nasabah yang loyal seperti payung, mug, tas kecil dan lain-lain
4. Pemberian hadiah yang diundi
5. Membuka loket pada pameran-pameran
Hal ini sesuai dengan teori Kotler (2007:269) yang menjabarkan alat-alat promosi penjualan sebagai berikut:
1. Promosi konsumen / consumer promotion
• Contoh barang / Sample
• Kartu potongan harga / Coupon
• Pngembalian sebagian biaya / Cash Refund Offer (rebate)
• Menurunkan harga / Price Pack (cents off deal)
• Penawaran khusus / Premium
• Pemberian cinderamata / Advertising Speciallity
• Penghargaan / Patronage Award
• Pendemonstrasian produk / Point of Purchase ( POP ) Promotion
• Acara promosi / Contest, Sweepstakes, Games



2. Pomosi penjual / trade promotion
• Potongan harga / discount
• Penghargaan / allowance
• Barang gratis / free gift
3. Promosi untuk tenaga penjual / sales force promotion
• Pameran dagang dan Konvensi
• Kontes penjualan
• Iklan khusus
Namun tidak semua alat promosi penjualan dilakukan oleh bank NISP. Ini dikarenakan tidak semua alat promosi penjualan cocok untuk diterapkan pada perusahaan perbankan seperti bank NISP. Pada promosi konsumen / consumer promotion, bank NISP menggunakan Price Pack ( Cents Off Deal ) yaitu special rate / bunga khusus, dan advertising speciallity yaitu pemberian cinderamata atau kenang-kenagan lainnya kepada nasabah yang loyal. Juga menggunakan patronage award sebagai alat romosi penjualan yaitu hadiah yang diundi.
Pada promosi penjual / trade promotion bank NISP menggunakan allowance / penghargaan yaitu pemberian insentif kepada setiap nasabah yang memiliki saldo tertentu. Sedangkan promosi tenaga penjual / sales force promotion bank NISP menggunakan pameran dagang dan konvensi sebagai alat promosi penjualan, yaitu membuka loket-loket pameran.
Adapun tujuan promosi yang dilaksanakan PT. Bank NISP Tbk adalah sebagai berikut :
1. Menjalin hubungan baik dengan nasabah, sehingga diharapkan nasabah akan lebih loyal.
2. Mempertahankan posisi produk dipasar dan merekrut calon nasabah baru.
3. Memperkuat citra PT. Bank NISP Tbk dibenak masyarakat.
4. Menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Terence A. Shimp ( 2003 : 113 ) yaitu :
1. Tujuan promosi penjualan sales force / tenaga penjual yaitu mendorong lebih banyak calon pelanggan.
2. Tujuan promosi penjualan pengecer / retaillers yaitu membangun kesetiaan merek dari pengecer yang berusaha masuk ke toko eceran. Dan mengimbangi promosi pesaing.
3. Tujuan promosi penjualan consumer / konsumen yaitu menarik pengganti dari merek pesaing.





Dalam penetapan anggaran promosi penjualan Bank NISP Tbk menerapkan metode persentase penjualan / percentage ofsale method sebagai penetapan anggaran yang dikeluarkan untuk promosi penjualan. Sesuai dengan Kotler ( 2207 : 226 ) yang menyatakan bahwa dalam penetapan angaran promosi penjualan dapat dilakukan dengan 4 metode yaitu :
1. Metode kesanggupan / affordable method
2. Metode presentase penjualan / percentage of sale method
3. Metode keseimbangan perusahaan / competitive parity method
4. Metode tujuan dan tugas / objective and task method
Dalam melakukan promosi penjualannya bank NISP lebih menitik beratkan kepada undian berhadiah dan mengadakan pameran-pameran. Sebesar lebih dari 80% biaya promosi penjualan dkeluarkan untuk undian berhadiah dan pameran. Adapun perubahan / perkembangan biaya promosi selama tujuh tahun, sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2006, yaitu sebagai berikut :







Tabel 4.1
Perkembangan Biaya Promosi di PT. Bank NISP Tbk
(Dalam jutaan rupiah)

Tahun Biaya Promosi Penjualan Perubahan (Rp) Perubahan (%)
2000 20.535 0 0
2001 25.645 5.110 24.88
2002 45.445 19.800 77.21
2003 55.706 10.261 22.58
2004 58.497 2.791 5.01
2005 65.089 6.592 11.27
2006 52.134 -12.955 -19.9
Jumlah 323.051 31.599 121.05
Sumber : PT. Bank NISP

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, perkembangan yang paling besar terjadi pada tahun 2005, yaitu dengan biaya promosi naik dari Rp. 25.645.000.000,- menjadi Rp. 45.445.000.000,-, berarti naik sebesar Rp. 19.800.000.000,- atau 77,21 %. Tetapi jika dilihat dari besarnya jumlah biaya promosi penjualan yang dikeluarkan, maka biaya yang paling besar dikeluarkan terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp. 65.089.000,-. Dan terjadi penurunan pada tahun 2006 sebesar Rp. 12.955.000.000,- atau turun sebesar 19,9 % menjadi Rp. 52.134.000.000,-. Hal ini disebabkan manajemen mengeluarkan kebijakan untuk melakukan penghematan.
Dari tabel diatas juga terlihat bahwa biaya promosi penjualan tahun 2000 sampai dengan 2006 dengan rata-rata sebesar Rp. 46.150.000.000 atau 17,29 % kenaikannya pada setiap tahun yang diperoleh dari :
• 323.051.000.000 / 7 = Rp. 46.150.000.000
• 121,05 / 7 = 17,29 %
Perubahan biaya promosi juga dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini :

Gambar 4.1. Grafik Perkembangan Biaya Promosi Penjualan


Biaya promosi penjualan yang dibelanjakan ternyata memberikan hasil yang diharapkan, karena tujuan untuk menghimpun dana melalui tabungan dengan bertambahnya jumlah tabungan dari periode ke periode berikutnya. Berikut perkembangan jumlah tabungan periode Desember 2000 sampai dengan periode Desember 2006.







Tabel 4.2
Perkembangan Jumlah Tabungan TANDA Bank NISP
(dalam jutaan rupiah)

Tahun Tabungan Perubahan (Rp) Perubahan (%)
2000 643369.00 0 0
2001 755751.00 112382.00 17.47
2002 1070757.00 315006.00 41.68
2003 1912489.00 841732.00 78.61
2004 2928143.00 1015654.00 51.11
2005 3212261.00 284118.00 9.7
2006 3957016.00 744755.00 2.33
Jumlah 14479786.00 3313647.00 200.9
Sumber : PT. Bank NISP

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, secara rata-rata setiap tahun terjadi kenaikan jumlah tabungan. Dilihat dari jumlah tabungan tiap tahun, maka pada tahun 2006 merupakan yang paling besar diantara tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 3.957.016.000.000,-. Akan tetapi apabila dilihat perubahan per tahun nya, perubahan yang paling besar terjadi pada tahun 2003, yaitu sebesar Rp. 841.732.000.000 atau 78,61 % menjadi Rp. 1.912.489.000.000,-. Peningkatan jumlah tabungan TANDA Bank NISP juga dapat kita lihat pada gambar 4.2 dibawah ini :

Gambar 4.2. Grafik Perkembangan Jumlah Tabungan TANDA

Pengaruh biaya yang dikeluarkan untuk promosi penjualan berdampak positif dalam meningkatkan jumlah tabungan. Ini terlihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2. Pada tahun 2002 terjadi peningkatan biaya promosi sebesar 77,21 % atau sebesar Rp. 19.800.000.000 dari tahun 2001, dan ini berdampak pada kenaikan jumlah dana yang dihimpun dalam bentuk tabungan sebesar 41,68 % atau sebesar Rp. 315.006.000.000.
Pada tahun 2004 Bank NISP hanya menaikkan biaya promosi pejualan sebesar 5,01 % atau sebesar Rp. 2.791.000.000 dari tahun sebelumnya. Tetapi jumlah tabungan yang berhasil dihimpun oleh Bank NISP mengalami kenaikan yang pesat yaitu sebesar 51,11 % atau sebesar Rp. 1.015.654.000.000. Ini disebabkan pada tahun sebelumnya promosi penjualan yang dilakukan oleh bank NISP masih menimbulkan dampak yang positif. Baik itu nasabah yang baru ataupun nasabah lama dan ingin meningkatkan jumlah tabungannya.
Pada tahun 2006 Bank NISP menurunkan pengeluaran buat biaya promosi penjualan sebesar 19,9 % yaitu sebesar Rp. 12.955.000.000. Ini dikarenakan perusahan melakukan kebijakan untuk melakukan penghematan. Disebabkan karena pada tahun tersebut bank NISP mengeluarkan biaya yang besar pasca pembangunan gedung bank NISP tower di Jakarta. Ini berdampak pada jumlah tabungan yang hanya mengalami kenaikan sebesar 2,33 % atau sebesar Rp.744.755.000.000.

4.2 Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Penghimpunan Jumlah Tabungan TANDA
4.2.1 Estimasi dan Hasil Regresi
Dengan menggunakan metode regresi sederhana dan bantuan SPSS 14.0, diperoleh taksiran untuk model berikut :
Tabel 4.3
Coefficients(a)

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 789021.042 1027300.817 .768 .477
X 61.919 21.080 .796 2.937 .032
a Dependent Variable: Y


Dari output diatas, dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 789.021,042 + 61,19 X
Dari persamaan tersebut, dapat diprediksi bahwa apabila biaya promosi penjualan diabaikan, maka jumlah tabungan akan konstan sebesar Rp. 789.021,04 dan setiap kenaikan biaya promosi penjualan satu satuan akan menyebabkan kenaikan besaran jumlah tabungan sebesar 61,19 kali biaya promosi penjualan

4.2.2 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan alat analisis MULTIPLE REGRESSION LINEAR, dengan bantuan progrem SPSS 14,0 diperoleh hasil seperti dibawah ini :
Tabel 4.4
ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6576508069362.640 1 6576508069362.640 8.628 .032(a)
Residual 3811298744110.218 5 762259748822.044
Total 10387806813472.850 6
a Predictors: (Constant), X
b Dependent Variable: Y

Dari hasil diatas, kita memperoleh nilai F-hitung sebesar 8,628. Jika dibandingkan dengan nilai F-tabel pada tingkat signifikasi 5%, nilai F-hitung yang diperoleh masih lebih besar dari nilai F-tabel yaitu sebesar 5,99.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel promosi penjualan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah tabungan.


Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan juga diperoleh koefisien determinasi R2 sebagai berikut :

Tabel 4.5
Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .796(a) .633 .560 873074.88157
a Predictors: (Constant), X
b Dependent Variable: Y


Dari hasil diatas diperoleh nilai R2 sebesar 0,633. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 63,3% perubahan variabel jumlah tabungan dipengaruhi oleh variabel promosi penjualan yaitu melalui pemberian insentif, bunga khusus ( special rate ), hadiah, cinderamata dan pameran. Sedangkan sisanya sebesar 36,7% dipengaruhi oleh faktor lain seperti iklan / advertising di media cetak maupun media elektronik, dan juga hubungan masyarakat / public relation.
Selain melakukan promosi penjualan Bank NISP juga melakukan advertising / periklanan sebagai alat promosi. Ini dilakukan dikarenakan iklan adalah salah satu alat promosi lisan yang efektif dalam menarik nasabah baru. Seperti iklan di televisi, radio, surat kabar, dan spanduk-spanduk serta billboard.
Selain itu alat promosi yang juga dapat mempengaruhi yang dilakukan oleh bank NISP adalah dengan hubungan masyarakat / public relation, yang bertujuan untuk menjalin hubungan baik dengan nasabah sehingga nasabah akan loyal dengan perusahaan. Dan juga membentuk citra perusahaan yang baik. Yaitu dengan cara seperti mengadakan kegiatan pelayanan masyarakat. Perusahaan dapat meningkatkan itikad baiknya terhadap masyarakat dengan cara menyumbangkan uang dan waktu untuk mendukung peristiwa-peristiwa yang bagus. Hubungan masyarakat / public relation tidak memerlukan dana yang besar seperti promosi penjualan dan periklanan. Karena hubungan masyarakat hanyalah sebagai pendukung kegiatan promosi penjualan dan periklanan.
Besarnya nilai R2 berkisar antara 0 Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan vaiabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan.

4.3 Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan pengaruh yang signifikan dari biaya promosi penjualan terhadap jumlah tabungan. Hal ini ditunjukkan dari Fhitung sebesar 8,628 pada α = 5% lebih besar dari Ftabel = 5,99 . Besarnya pengaruh langsung promosi penjualan terhadap jumlah tabungan adalah 63,3%. Sedangkan pengaruh faktor lain sebesar 36,7%.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi promosi penjualan, maka jumlah tabungan pun akan semakin meningkat. Hal ini berarti bahwa peningkatan jumlah tabungan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat biaya promosi penjualan yang dilakukan oleh bank NISP. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk promosi penjualan berbanding lurus dengan aktivitas promosi. Fandy Tjiptono (2001 : 235) mengemukakan bahwa jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi promotion mix. Perusahaan yang memiliki dana yang lebih besar kegiatan promosinya akan lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang hanya mempunyai dana yang terbatas.
Selanjutnya hasil yang diolah dengan menggunakan metode regresi sederhana dan bantuan SPSS 14.0, mengemukakan bahwa dalam rangka meningkatkan jumlah tabungan harus disertai dengan kegiatan promosi penjualan. Hasil mengemukakan bahwa setiap kenaikan satu satuan dari promosi penjualan akan menyebabkan kenaikan jumlah tabungan sebesar 789.021,042 satuan.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa promosi penjualan yang dilakukan oleh Bank NISP telah berhasil mencapai tujuannya, yaitu meningkatkan penghimpunan dana melalui tabungan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada Bank NISP dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapatlah penyusun mengambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Pelaksanaan promosi penjualan yang dilakukan oleh Bank NISP, tujuan utamanya adalah meningkatkan jumlah tabungan TANDA. Disamping itu adalah untuk menginformasikan, mendorong/memotivasi dan mengingatkan nasabah akan produk-produk yang ditawarkan oleh Bank NISP. Bentuk pelaksanaan promosi penjualan yang dilakukan oleh PT. Bank NISP Tbk lebih ditekankan pada undian berhadiah dan pameran.
2. Dari hasil analisa statistik, terdapat hubungan yang positif antara promosi penjualan dengan jumlah tabungan TANDA. Besarnya pengaruh promosi penjualan terhadap peningkatan jumlah tabungan sebesar 63,3 %, sisanya sebesar 36,7 % dipengaruhi oleh faktor lain seperti iklan dan lain-lain. Dan dari hasil uji hipotesis, menunjukkan bahwa Fhitung = 8,628 lebih besar dari Ftabel = 5,99. Dengan demikian hipotesa penulis dapat diterima.




5.2. Saran
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis mengemukakan beberapa saran :
1. Unruk menghadapi persaingan yang semakin ketat antar bank, pelaksanaan promosi penjualan yang dilakukan perlu dikembangkan dan lebih inovatif, dan juga yang memberikan manfaat bagi nasabah sehingga hadiah yang diberikan lebih bervariasi. Karena promosi penjualan merupakan salah satu unsur promosi yang efektif yang dapat mendorong peningkatan jumlah tabungan.
2. Hadiah undian yang diberikan pada undian berhadiah harus lebih ditingkatkan jumlah dan mutunya , melihat bank-bank pesaing yang juga mengeluarkan program sejenis dengan hadiah-hadiah yang tidak kalah menarik.

5 komentar:

  1. gambar tabel-tabel dan kerangka berfikir'y bs diposting ga? atau di email ke aku!
    butuh banget nih buat contoh gambaran kerangka berfikir skripsi ku!
    makasih,
    fika
    e-mail: d2ch.chik@gmail.com

    BalasHapus
  2. gambar tabel-tabel dan kerangka berfikir'y bs diposting ga? atau di email ke aku!
    butuh banget nih buat contoh gambaran kerangka berfikir skripsi ku!
    makasih,
    fika

    femipulungan@yahoo.com

    BalasHapus
  3. mas gambar , tabel, kerangka berpikir dan daftar pustaka boleh di email ga ke aku saya butuh buat skripsi.... makasih banyak sebelumnya
    srikartika22@gmail.com

    BalasHapus
  4. gambar tabel-tabel dan kerangka berfikir'y bs diposting ga? atau di email ke aku?
    butuh banget nih buat contoh gambaran kerangka berfikir skripsi ku?
    makasih,
    santi

    santi_dudut96@yahoo.com

    BalasHapus
  5. gambar tabel-tabel dan kerangka berfikir'y bs diposting ga? atau di email ke aku?
    butuh banget nih buat contoh gambaran kerangka berfikir skripsi ku?
    makasih,
    santi

    santi_dudut96@yahoo.com

    BalasHapus